Sabtu, 14 Januari 2023




referensi

Sadewa, H. R. (2018). Rekayasa Pengendalian Temperatur Dan Kelembaban Pada Budidaya Jamur Tiram Berbasis Arduino Dan Monitoring Labview. Jurnal UII, 56. https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/6513/LAPORAN SKRIPSI.pdf?sequence=1

Syarifuddin, A., & Nuryadi, S. (2021). Pengatur Suhu Dan Kelembaban Otomatis Pada Budidaya Jamur Tiram Berbasis Internetof Things(Iot). JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika), 5(1), 364–371.

Saksono, E. P., & Suprianto, B. (2019). Rancang Bangun Kontrol Suhu Dan Kelembaban Pada Kumbung Jamur Berbasis Logika Fuzzy Menggunakan Metode Telemetri. Universitas Negeri Surabaya, 8(3), 375–381.


1. Abstrak[Back]

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sumber pencaharian utamanya berada pada sektor pertanian, yakni salah satunya adalah pertanian jamur tiram putih. Karena, sampai saat ini sistem budidaya jamur tiram putih masih dilakukan secara manual. Seperti misalnya untuk memantau keadaan suhu, kelembapan, kadar pH, dan kapasitas air pada wadah asam dan basa yang tentu saja manajemen waktunya belum dianggap efektif. Untuk membantu permasalahan tersebut, dikembangkanlah sistem monitoring pembudidayaan jamur tiram putih

Pada proses budidaya jamur tiram, terdapat beberapa elemen penting yang harus dikendalikan, diantaranya adalah temperatur dan kelembaban. Berdasarkan pengujian Alat Pengatur Suhu Kelembaban dan Monitoring Masa Panen pada Budidaya Jamur Tiram Berbasis Arduino Uno telah berfungsi sesuai yang diharapkan. Sensor DHT11 mampu mendeteksi suhu udara pada alat dan ph sensor mendeteksi ph pada alat



2. Pendahuluan[Back]

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan jamur pangan yang termasuk kelas Homobasidiomycetes dan berasal dari kelompok Basidiomycota dengan memiliki ciri-ciri umum warna tubuh buah antara putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran seperti cangkang tiram dengan bagian tengah berbentuk cekung. Jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latin: pleurotus) pada tubuh buahnya dan jamur tiram mempunyai nama Binomial Pleurotus Ostreatus karena bentuknya yang seperti tiram (ostreatus). Terdapat berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, pada bagian tudung jamur tersebut dengan permukaan yang hampir licin, berdiameter antara 5-20 cm yang bertepi tudung mulus dan sedikit berlekuk. Selain itu, jamur tiram juga mempunyai spora dengan berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm serta miselia berwarna putih yang mampu tumbuh dengan cepat

Berdasarkan pengujian Alat Pengatur Suhu Kelembaban dan Monitoring Masa Panen pada Budidaya Jamur Tiram Berbasis Arduino Uno telah berfungsi sesuai yang diharapkan. Sensor DHT11 mampu mendeteksi suhu udara pada alat dan soil moisture sensor mampu mendeteksi kelembaban tanah.

Pada umumnya penyiraman jamur tiram dilakukan secara manual. Namun cara ini mengalami kendala yaitu waktu penentuan penyiraman hanya mengandalkan termometer ruangan dan hal ini cukup menguras tenaga pembudidaya jamur tiram karena harus bolak-balik menyiram jamur demi memperoleh temperatur dan kelembaban yang sesuai kebutuhan jamur tiram.

Proses pembuatan, pemeliharaan dan pemanenan jamur tiram harus sesuai dengan aturan atau pedoman yang umum digunakan dalam budidaya jamur tiram untuk memproleh hasil yang optimal. Hasil yang tidak optimal pada umumnya disebabkan oleh para petani yang tidak menjalankan aturan atau pedoman yang umum digunakan dalam membudidayakan jamur tiram putih. Pada kenyataannya dalam menjalankan budidaya jamur tiram putih ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil budidaya, oleh karena itu diperlukan kemampuan untuk membaca aturan atau pedoman dan mampu melakukan penyesuaian dengan kondisi yang ada. Penyesuaian ini dimaksudkan untuk memperoleh hasil yang optimal


3. Metode Penelitian[Back]
4. Hasil dan Pembahasan[Back]
5. Kesimpulan[Back]
6. Saran[Back]
7. Daftar Pustaka[Back]

 Daftar pustaka

Susilawati and R. Budi, “PETUNJUK TEKNIS Budidaya Jamur Tiram (Pleourotus ostreatus var florida) yang ramah lingkungan,” J. Artic., vol. 50, no. 1, 2010.

A.H Saptadi, (2016). Perbandingan Akurasi Pengukuran Suhu dan Kelembaban Antara Sensor DHT11 dan DHT22. Jurnal, Banjarmasin: Universitas Islam Kalimantan

Agromedia, Pustaka. “Bertanam Jamur Konsumsi”. Jakarta. PT. Agromedia Pustaka.(2002)

Indri, Cyrilla dan Catur Iswahyudi.2013.Kumbung Otomatis untuk Budidaya Jamur pada Industri Rumah Tangga.Yogyakarta:AKPRIND.

Susilawati and R. Budi, “PETUNJUK TEKNIS Budidaya Jamur Tiram (Pleourotus ostreatus var florida) yang ramah lingkungan,” J. Artic., vol. 50, no. 1, 2010.

Bei, T. D. I. (2014). Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. E - ISSN, Jurnal Kajian Teknik Elektro, 2014(April), 2014.

Kurniawan, & Ade. (1981). Rancang Bangun Kendali Otomatis Suhu Dan Monitoring Kelembaban Udara Pada Ruangan Budidaya Jamur Tiram Berbasis Iot Menggunakan Protocol Mqtt. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

Prawiroredjo, K., Maulana, A., Tirtamihardja, S. H., & Tjahjadi, G. (2020). Model Sistem Monitoring Serta Kendali Otomatis Suhu dan Kelembaban Ruangan Pada Budidaya Jamur Tiram Putih Berbasis Internet Of Things. Setrum : Sistem Kendali-Tenaga-Elektronika-Telekomunikasi-Komputer, 9(2), 23–34. https://doi.org/10.36055/setrum.v9i2.9019

Kristiyanti, D. R., Wijayanto, A., & Aziz, A. (2022). Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban pada Budidaya Jamur Tiram Berbasis Internet of Things Menggunakan MQTT dan Telegram BOT. ATASI : Adopsi Teknologi Dan Sistem Informasi, 1(1), 61–73. https://e-journals2.unmul.ac.id/index.php/atasi/article/view/60

Wibowo, Y., Prasetyadana, F. E., & Suryadharma, B. (2021). Implementasi Monitoring Suhu dan Kelembaban pada Budidaya Jamur Tiram dengan IOT. Jurnal Teknik Pertanian Lampung (Journal of Agricultural Engineering), 10(3), 380. https://doi.org/10.23960/jtep-l.v10i3.380-391

Syas, I. Y., & Rakhmadi, F. A. (2019). Prototipe Sistem Monitoring Serta Kendali Suhu Dan Kelembaban Ruangan Budidaya Jamur Tiram Putih Menggunakan Sensor Dht22 Dan Mikrokontroller Nodemcu. Journal of Physics, 1(1), 7–13.

Risqiwati, D., Sumadi, F. D. S., Housman, O. G., Zidan, M., & Tsaqib, N. (2020). Pengembangan Sistem Monitoring Budidaya Jamur Tiram Untuk Optimalisasi Hasil Panen Kelompok Tani Wanita Tani Desa Beji Kota Batu. RESONA : Jurnal Ilmiah Pengabdian Masyarakat, 4(2), 117–125. http://www.journal.stiem.ac.id/index.php/resona/article/view/382


8. Video[Back]
6. Link Download[Back]


Minggu, 08 Januari 2023



1. Tujuan Perancangan[kembali]

Tujuan perancangan kontrol kebakaran laboratorium adalah sebagai berikut:

1.       1. Menyelesaikan tugas projek modul 4 praktikum Up & Uc

2.       2. Untuk mendeteksi kebocoran gas, adanya api  dan korban pada laboratorium

3.       3. Memahami dan dapat mendeteksi  kebakaran dalam laboratorium

4.       4. Untuk memahami kerja dari sensor flame, sensor mq2, sensor ultrasonik dan Arduino 

2. Komponen[kembali]

Alat dan Bahan

A. ALAT

1. Power bank


2. Steker

B. Bahan

1. Arduino



2. Sensor MQ-2



3. Flame Sensor




4. Sensor Ultrasonik





5. Logicstate



6. LCD 16x2



7. LED



8. Motor DC



9. Resistor


Spesifikasi 



10. Relay


Konfigurasi Pin






 Spesifikasi







 
11. Transistor NPN




Konfigurasi Pin







Spesifikasi

·         Kalibrasi dalam satuan derajat celcius.

·         Lineritas +10 mV/ º C.

·         Akurasi 0,5 º C pada suhu ruang.

·         Range +2 º C – 150 º C.

·         Dioperasikan pada catu daya 4 V – 30 V.

·         Arus yang mengalir kurang dari 60 μA.








12. Adaptor



13. Buzzer

Konfigurasi Pin:

Spesifikasi:

1. Tegangan operasi 4-8V DC

2. Arus <30mA

3. Frekuensi Resonansi 2300Hz


14. Dioda



15. Potensiometer



3. Dasar Teori[kembali]

UART (Universal Asynchronous Receiver-Transmitter) adalah bagian perangkat keras komputer yang menerjemahkan antara bit-bit paralel data dan bit-bit seria. UART biasanya berupa sirkuit terintegrasi yang digunakan untuk komunikasi serial pada komputer atau port serial perangkat periperal. Jarak komunikasi yg digunakan tidak lebih dari 15 meter dengan kecepatan 20 kb/s.



1. Arduino

Arduino Uno adalah salah satu produk berlabel arduino yang menggunakan mikrokontroler ATMEGA328”. (Kadir, 2013:16). Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya menghubungkan Board Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC yang-ke adaptor-DC atau baterai untuk menjalankannya.

Bagian-bagian Arduino Uno:

a. Soket USB

Soket USB adalah soket untuk kabel USB yang disambungkan ke komputer atau laptop. Berfungsi untuk mengirimkan program ke Arduino dan juga sebagai port komunikasi serial.

b. Digital Pin I/O

Digital Pin I/O adalah pin-pin untuk menghubungkan Arduino dengan komponen  atau  rangkaian  digital. Pada Arduino Uno terdapat 14 digital pin yang berfungsi memberikan nilai logika (0 atau 1). Pin berlabel “~” adalah pin PWM (Pulse Width Modulation).

c. Analog Pin

Analog pin adalah pin-pin yang berfungsi untuk menerima sinyal dari komponen atau rangkaian analog, seperti dari potensiometer, sensor suhu, sensor cahaya, dan lainya lalu mengubahnya menjadi nilai digital. Pada arduino Uno terdapat 6 analog pin dari A0 sampai A5.

d. LED Power Indicator

LED yang akan menyala dan menandakan Arduino telah mendapatkan supply listrik yang sesuai.

e. Tombol RESET

Digunakan untuk mereset atau mengulang program Arduino dari awal

f. Power Jack

Soket baterai atau adaptor digunakan untuk menyuplai Arduino dengan tegangan dari baterai/adaptor 5V-12V pada saat Arduino sedang tidak disambungkan ke komputer. Kalau Arduino sedang disambungkan ke komputer melalui USB. Arduino mendapatkan suplai tegangan dari USB. Sehingga tidak perlu memasang baterai/adaptor saat memprogram Arduino.

Microcontroller

Atmega328P

Operating Voltage

5V

Input Voltage (recommended)

7 – 12 V

Input Voltage (limit)

6 – 20 V

Digital I/O Pins

14 (of which 6 provide PWM output)

PWM Digital I/O Pins

6

Analog Input Pins

6

DC Current per I/O Pin

20mA

DC Current for 3.3V Pin

50mA

Flash Memory

32KB of which 0.5KB used by bootloader

SRAM

2 KB

EEPROM

1 KB

Clock Speed

          16 Hz

























2. Sensor MQ-2

Sensor MQ-2 adalah salah satu sensor yang sensitif terhadap asap rokok. Bahan utama sensor ini adalah SnO2 dengan konduktifitas rendah pada udara bersih. Jika terdapat kebocoran gas konduktifitas sensor menjadi lebih tinggi, setiap kenaikan konsentrasi gas maka konduktifitas sensor juga naik. Bahan utama sensor ini adalah SnO2 dengan konduktifitas rendah pada udara bersih. Jika terdapat kebocoran gas konduktifitas sensor menjadi lebih tinggi, setiap kenaikan konsentrasi gas maka konduktifitas sensor juga naik. Sensor MQ-2 sensitif terhadap gas LPG, Propana, Hidrogen, Karbon Monoksida, Metana dan Alkohol serta gas mudah terbakar diudara lainnya.


Konfigurasi Sensor MQ-2:


MQ-2 Pin Out

Sensor MQ-2 terdapat 2 masukan tegangan yakni VH dan VC. VH digunakan untuk tegangan pada pemanas (Heater) internal dan Vc merupakan tegangan sumber serta memiliki keluaran yang menghasilkan tegangan berupa tegangan analog. Berikut konfigurasi dari sensor MQ-2:

1. Pin 1 merupakan heater internal yang terhubung dengan ground.

2. Pin 2 merupakan tegangan sumber (VC) dimana Vc < 24 VDC.

3. Pin 3 (VH) digunakan untuk tegangan pada pemanas (heater internal) dimana VH = 5VDC.4. 

4. Pin 4 merupakan output yang akan menghasilkan tegangan analog.

Prinsip Kerja MQ-2:

Sensor Asap MQ-2 berfungsi untuk mendeteksi keberadaan asap yang berasal dari gas mudah terbakar di udara. Pada dasarnya sensor ini terdiri dari tabung aluminium yang dikelilingi oleh silikon dan di pusatnya ada elektroda yang terbuat dari aurum di mana ada element pemanasnya. Ketika terjadi proses pemanasan, kumparan akan dipanaskan sehingga SnO2 keramik menjadi semikonduktor atau sebagai penghantar sehingga melepaskan elektron dan ketika asap dideteksi oleh sensor dan mencapai aurum elektroda maka output sensor MQ-2 akan menghasilkan tegangan analog. Sensor MQ-2 ini memiliki 6 buah masukan yang terdiri dari tiga buah power supply (Vcc) sebasar +5 volt untuk mengaktifkan heater dan sensor, Vss (Ground), dan pin keluaran dari sensor tersebut.



3. Flame Sensor


Sensor api digunakan untuk mendeteksi api atau radiasi. Sensor ini juga dapat mendeteksi sumber cahaya yang memiliki panjang gelombang antara 760 nm hingga 1100 nm. Infa merah merupakan warna dari cahaya tampak dengan panjang gelombang 700 nm sampai 1 mm.

Sedangkan cahaya ultraviolet memancarkan cahaya dengan panjang gelombang sekitar 300 nm – 400 nm. Sensor ini bisa mendeteksi cahaya tampak, sinar infra merah dan sinar ultraviolet. Prinsip kerja sensor api adalah dimulai dari bahwa api akan bisa dideteksi oleh keberadaan spectrum cahaya infra red maupun ultraviolet, dan dari situ semacam sensor dalam flame sensor akan bekerja untuk membedakan spektrum cahaya yang terdapat pada api yang terdeteksi tersebut.(Irkam, 2014:76)

Sensor ini memiliki karakteristik tegangan keluaran saat tidak ada api dan keluaran rendah saat ada api dengan panjang gelombang rendah . Sensor ini dapat mendeteksi gelombang infra merah yang dipancarkan oleh api, sehingga sensor tersebut dapat digunakan sebagai pendeteksi kebakaran.

Sensor ini juga bisa dikemas dalam bentuk modul. Sensor ini memiliki jarak pembacaan (kurang lebih) 100 Cm dengan pembacaan secara garis lurus dari titik api ke sensor. Lampu indikator LED mati atau logika Low (0) jika tidak medeteksi api, sedangkan lampu indikator LED menyala atau logika High (1). Modul ini mempunyai empat pin dan beberapa komponen yang melengkapinya, dengan fungsi masing-masing seperti berikut:

1. VCC: pin ini dihubungkan ke sumber tegangan antara 3,3V hingga 5V.

2. GND: pin ini dihubungkan ke ground.

3. D0: pin ini dihubungkan ke pin digital, dan memberikan keluaran berbentuk digital ( LOW atau HIGH)

4. A0: pin yang dihubungkan ke pin analog input, dan memberikan nilai integer antar 0 dan 1023. 4

5. LM393: IC pendamping atau biasa disebut IC komparator memiliki fungsi untuk membandingkan dua jenis tegangan yang terdapat pada kedua input pada IC tersebut.

6. Photo NPN / Photo Transistor: Transistor yang dapat mengubah energi cahaya menjadi listrik dan memiliki penguat (gain) Internal.

Prinsip Kerja Sensor Api:

Secara umum, prinsip kerja sensor api cukup sederhana, yaitu memanfaatkan sistem kerja metode optik. Optik yang mengandung ultraviolet, infrared, atau pencitraan visual api, dapat mendeteksi adanya percikan api sebagai tanda awal kebakaran. Jika telah terjadi reaksi percikan api yang cukup sering, maka akan terlihat emisi karbondioksida dan radiasi dari infrared. 



4. Sensor Ultrasonic



Sensor pertama yang digunakan ialah sensor ultrasonic HCSR504. HCSR504 merupakan salah satu sensor ultrasonik favorit dari penggembar elektronik dan sering digunakan pada aplikasi mikrokontroller. Dikarenakan keunggulan dari sensor ini seperti harganya yang relatif murah, dan memiliki jarak pendeteksian yang cukup besar ( 2 – 400cm). Sensor tersebut  memiliki pinout sebagai berikut: 


Pin Trig dan Echo adalah pin untuk transmitter dan receiver dari sensor tersebut dan dihubungkan ke pin digital pada mikrokontroller yang digunakan. Sementara untuk pin VCC adalah sumber tegangan sensor (5V) dan GND dihubungkan ke ground. 

Prinsip kerja dari sensor ini adalah mengukur jarak dari sensor ke benda dengan cara menghitung waktu yang diperlukan oleh gelombang ultrasonik yang terpantul dari objek untuk kembali ke receiver.  


Adapun urutan cara sensor ultrasonik menghitung jarak adalah sebagai berikut: 

  • Transmitter memancarkan gelombang ultasonik  
  • Gelombang ultrasonik yang dipancarkan mengenai objek dan terpantul kembali 
  • Gelombang pantulan kemudian dideteksi oleh receiver 
  • Menghitung waktu yang diperlukan gelombang untuk kembali ke receiver 

Dikarenakan waktu dan kecepatan telah diketahui (kecepatannya adalah kecepatan suara pada ruang hampa yakni 340m/s), jarak bisa dihitung dengan persamaan: 
𝒋𝒂𝒓𝒂𝒌=𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖𝒗𝒔𝒖𝒂𝒓𝒂𝟐
Persamaan dibagi 2 karena waktu yang dihitung adalah waktu dari gelombang ultrasonik untuk dipancarkan dari transmitter sampai kembali lagi ke receiver. Grafik response dari sensor ultrasonik tersebut adalah sebagai berikut: 


5. Logic State


Pemberi logika pada simulasi sensor. Pengertian logis, benar atau salah, dari sinyal biner yang diberikan. Sinyal biner adalah sinyal digital yang hanya memiliki dua nilai yang valid. Dalam istilah fisik, pengertian logis dari sinyal biner ditentukan oleh level tegangan atau nilai arus sinyal, dan ini pada gilirannya ditentukan oleh teknologi perangkat. Dalam sirkuit TTL, misalnya, keadaan sebenarnya diwakili oleh logika 1, kira-kira sama dengan +5 volt pada garis sinyal; logika 0 kira-kira 0 volt.

Tingkat tegangan antara 0 dan +5 volt dianggap tidak ditentukan. Karena hanya dua status logika, logika 1 dan logika 0, yang dimungkinkan, teknik aljabar Boolean dapat digunakan untuk menganalisis rangkaian digital yang melibatkan sinyal biner. Istilah logika positif diterapkan ke sirkuit di mana logika 1 ditetapkan ke level tegangan yang lebih tinggi; Dalam rangkaian logika negatif, logika 1 ditunjukkan dengan level tegangan yang lebih rendah. Lihat juga logika multinilai.



6. LCD 16x2

LCD (Liquid Crystal Display) 16x2 adalah jenis media tampilan  atau Display dari bahan cairan kristal sebagai penampil utama.LCD 16x2 dapat menampilkan sebanyak 32 karakter yang terdiri dari 2 baris dengan tiap baris menampilkan 16 karakter.Pada Arduino untuk mengendalikan LCD Karakter 16x2 untuk librarynya secara default sudah ada librarynya yaitu LiquidCrystal.h. LCD  ada bermacam-macam ukuran 8x1, 16x1, 16x2, 16x4, 20x4. Untuk mengendalikan atau mengontrol macam-macam LCD Karakter di atas dapat menggunakan Tutorial ini, perbedaannya hanya pada inisialisasi jumlah kolom dan baris.

1. Pin out diagram LCD 16X2:

2. Pin1 (Ground / Source Pin): Ini adalah pin tampilan GND, digunakan untuk menghubungkan terminal GND unit mikrokontroler atau sumber daya.

3. Pin2 (VCC / Source Pin): Ini adalah pin catu tegangan pada layar, digunakan untuk menghubungkan pin catu daya dari sumber listrik.

4. Pin3 (V0 / VEE / Control Pin): Pin ini mengatur perbedaan tampilan, yang digunakan untuk menghubungkan POT yang dapat diubah yang dapat memasok 0 hingga 5V.

5. Pin4 (Register Select / Control Pin): Pin ini berganti-ganti antara perintah atau data register, digunakan untuk menghubungkan pin unit mikrokontroler dan mendapatkan 0 atau 1 (0 = mode data, dan 1 = mode perintah).

6. Pin5 (Pin Baca / Tulis / Kontrol): Pin ini mengaktifkan tampilan di antara operasi baca atau tulis, dan terhubung ke pin unit mikrokontroler untuk mendapatkan 0 atau 1 (0 = Operasi Tulis, dan 1 = Operasi Baca).

7. Pin 6 (Mengaktifkan / Mengontrol Pin): Pin ini harus dipegang tinggi untuk menjalankan proses Baca / Tulis, dan terhubung ke unit mikrokontroler & terus-menerus dipegang tinggi.

8. Pin 7-14 (Pin Data): Pin ini digunakan untuk mengirim data ke layar. Pin ini terhubung dalam mode dua-kawat seperti mode 4-kawat dan mode 8-kawat. Dalam mode 4-kawat, hanya empat pin yang terhubung ke unit mikrokontroler seperti 0 hingga 3, sedangkan dalam mode 8-kawat, 8-pin terhubung ke unit mikrokontroler seperti 0 hingga 7.

9. Pin15 (+ve pin LED): Pin ini terhubung ke +5V

10. Pin 16 (-ve pin LED): Pin ini terhubung ke GND.



7. LED

LED (Light Emitting Diode) atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. Pada praktikum ini digunakan LED berwarna hijau yang terbuat dari bahan semikonduktor Aluminium Gallium Phosphide (AlGaP) dengan wavelength 550-570 nm dan LED merah dengan panjang gelombang 620-740 nm. Bentuk LED mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat dipasangkan dengan mudah ke dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda dengan Lampu Pijar, LED tidak memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan panas dalam menghasilkan cahaya.

Cara kerja dari LED, seperti dikatakan sebelumnya, LED merupakan keluarga dari Dioda yang terbuat dari Semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan Dioda yang memiliki dua kutub yaitu kutub Positif (P) dan Kutub Negatif (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda. LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna). LED atau Light Emitting Diode yang memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan maju ini juga dapat digolongkan sebagai Transduser yang dapat mengubah Energi Listrik menjadi Energi Cahaya.


8. Resistor

Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam Rangkaian Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika menggunakannya. Pada dasarnya Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM (Ω).

Cara menghitung nilai resistor:

a. Nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.

b. Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.

Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor:

Perhitungan:




9. Relay


Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi. Sebagai contoh, dengan Relay yang menggunakan Elektromagnet 5V dan 50 mA mampu menggerakan Armature Relay (yang berfungsi sebagai saklarnya) untuk menghantarkan listrik 220V 2A.

Fungsi Relay:

Seperti yang telah di jelaskan tadi bahwa relay memiliki fungsi sebagai saklar elektrik, namun jika di aplikasikan ke dalam rangkaian elektronika, relay memiliki beberapa fungsi yang cukup unik. Berikut beberapa fungsi saat di aplikasikan ke dalam sebuah rangkaian elektronika.

1. Mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan menggunakan bantuan signal tegangan rendah.

2. Menjalankan logic function atau fungsi logika.

3. Memberikan time delay function atau fungsi penundaan waktu.

4. Melindungi motor atau komponen lainnya dari korsleting atau kelebihan tegangan.

Prinsip Kerja Relay:

Setelah mengetahui pengertian serta fungsi dari relay, anda juga harus mengetahui cara kerja atau prinsip kerja dari relay. Namun sebelumnya anda perlu mengetahui bahwa pada sebuah relay terdapat 4 bagian penting yaitu electromagnet (coil), Armature, Switch Contact Point (saklar) dan spring. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar di bawah ini


Kontak point relay terdiri dari 2 jenis yaitu:

1. Normally Close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada pada posisi close (tertutup).

2. Normally Open (NO) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berapa pada posisi open (terbuka).


10. Buzzer

Buzzer adalah komponen elektronika yang dapat menghasilkan getaran suara dalam bentuk gelombang bunyi. Buzzer lebih sering digunakan karena ukuran penggunaan dayanya yang minim.

Cara Kerja Buzzer

Tegangan Listrik yang mengalir ke buzzer akan menyebabkan gerakan mekanis, gerakan tersebut akan diubah menjadi suara atau bunyi yang dapat didengar oleh manusia.


11. Potensiometer

Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya. 

Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer adalah:

1. Penyapu atau disebut juga dengan Wiper

2. Element Resistif

3. Terminal

Prinsip Kerja Potensiometer

Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya (biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya Nilai Resistansi sebuah Potensiometer. Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran Metal (logam) dan Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon). Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear (Linear Potentiometer) dan Potensiometer Logaritmik (Logarithmic Potentiometer).

Fungsi Potensiometer:

Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan, Potensiometer sering digunakan dalam rangkaian atau peralatan Elektronika dengan fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.

2. Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply

3. Sebagai Pembagi Tegangan

4. Aplikasi Switch TRIAC

5. Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser

6. Sebagai Pengendali Level Sinyal


4. Listining Program[kembali]

MASTER

/*
Program master dari aplikasi kelompok dengan judul "kontrol kebakaran laboratorium" 3 dengan anggota:
Muhammad Rizieq Rizaldi
Muhammad Habib Hidayat
Salasbila Putri Tarigan
*/

#include <NewPing.h> //library sensor ultrasonic
#include <LiquidCrystal.h> //library LCD

#define T1 9
#define E1 10
#define Flame 8
#define gas A1

const int jarak_maksimum = 300;
const int d_panjang = 1000;
const int d_singkat = 50;
const int d_spasi = 100;
LiquidCrystal lcd (2, 3, 4, 5, 6, 7); //dengan urutannya adalah pin rs, e, d4, d5, d6, d7
NewPing sonar(T1, E1, jarak_maksimum);

void setup() {
  // put your setup code here, to run once:
  
  pinMode(Flame, INPUT);
  pinMode(gas, INPUT);
  Serial.begin(9600);
  lcd.begin(16,2);
  lcd.clear();
}

void loop() { 
  // put your main code here, to run repeatedly:
  int flame_reading = digitalRead(Flame);
  int gas_reading = analogRead(gas);
  float jarak = sonar.ping_cm();

  //pembacaan sebagai berikut:
  //Serial.println(" ");
  //Serial.print("Jarak yang dideteksi adalah sebagai berikut ");
  //Serial.println(jarak);
  //Serial.print("pembacaan kadar gas yang didapat adalah sebagai berikut: ");
  //Serial.println(gas_reading);
  //Serial.print("Pembacaan flame sensor adalah sebagai berikut ");
  //Serial.println(flame_reading);
  


  if (gas_reading <=100) //kondisi apabila tidak ada gas yang terdeteksi
  {
    if (flame_reading==1)// tidak ada api yang terdeteksi
    {
      Serial.write('1');
      lcd.print("Deteksi gas:");
      lcd.setCursor(13, 0);
      lcd.print("No ");
      lcd.setCursor(0, 1);
      // print the number of seconds since reset:
      lcd.print(" aman ");
      delay(d_panjang);
      lcd.setCursor(0, 1);lcd.print("                ");
      delay(d_spasi);
      lcd.setCursor(0, 1);lcd.print("Selamat bekerja ");
      delay(d_panjang);
      lcd.setCursor(0, 1);lcd.print("                ");
      delay(d_singkat);
    }
    else if(flame_reading==0) // ada api yang terdeteksi
    {
      Serial.write('3');
      lcd.print("Deteksi gas:");
      lcd.setCursor(13, 0);
      lcd.print("No ");
      lcd.setCursor(0, 1);
      // print the number of seconds since reset:
      lcd.print(" Kebakaran ");
      delay(d_panjang);
      lcd.setCursor(0, 1);lcd.print("                ");
      delay(d_spasi);
      lcd.setCursor(0, 1);lcd.print("Segera evakuasi ");
      delay(d_panjang);
      lcd.setCursor(0, 1);lcd.print("                ");
      delay(d_singkat);
    }
  }

  else { //terdapat terdeteksi gas
    if (flame_reading==1) // ada gas tapi tidak ada api
    {
      Serial.write('2');
      lcd.print("Deteksi gas:");
      lcd.setCursor(13, 0);
      lcd.print("Yes");
      lcd.setCursor(0, 1);
      // print the number of seconds since reset:
      lcd.print("kebocoran gas");
      delay(d_panjang);
      lcd.setCursor(0, 1);lcd.print("                ");
      delay(d_spasi);
      lcd.setCursor(0, 1);lcd.print("Segera keluar");
      delay(d_panjang);
      lcd.setCursor(0, 1);lcd.print("                ");
      delay(d_singkat);
    }
    else if(flame_reading==0) // ada gas dan api yang terdeteksi
    {
      Serial.write('4');
      lcd.print("Deteksi gas:");
      lcd.setCursor(13, 0);
      lcd.print("Yes");
      lcd.setCursor(0, 1);
      // print the number of seconds since reset:
      lcd.print("Warning!!");
      delay(d_panjang);
      lcd.setCursor(0, 1);lcd.print("                ");
      delay(d_spasi);
      lcd.setCursor(0, 1);lcd.print("Potensi ledakan ");
      delay(d_panjang);
      lcd.setCursor(0, 1);lcd.print("                ");
      delay(d_singkat);

      if (jarak <=50) //terdeteksi korban 30cm dari tempat kebakaran
      {
        Serial.write('5');
        lcd.print("Deteksi gas:");
        lcd.setCursor(13, 0);
        lcd.print("Yes");
        lcd.setCursor(0, 1);
        // print the number of seconds since reset:
        lcd.print("Warning!!");
        delay(d_panjang);
        lcd.setCursor(0, 1);lcd.print("                ");
        delay(d_spasi);
        lcd.setCursor(0, 1);lcd.print("Potensi ledakan ");
        delay(d_panjang);
        lcd.setCursor(0, 1);lcd.print("                ");
        delay(d_spasi);
        lcd.setCursor(0,1); lcd.print("terdapat kobran ");
        delay(d_panjang);
        lcd.setCursor(0, 1);lcd.print("                ");
        delay(d_singkat);
      }
    }

  }
  delay(1000);
  

}

SLAVE

/*
Program slave dari aplikasi kelompok dengan judul "kontrol kebakaran laboratorium" 3 dengan anggota:
Muhammad Rizieq Rizaldi
Muhammad Habib Hidayat
Salasbila Putri Tarigan
*/
#include <Servo.h>

#define buzzer 7
#define relay 8
#define servo 9
#define green_led 10
#define yellow_led 11
#define red_led 12

int posisi_servo = 0;
Servo myservo;

void putar_servo_buka(int pos);
void putar_servo_tutup(int pos);

void setup() {
  // put your setup code here, to run once:
  Serial.begin(9600);
  pinMode(buzzer, OUTPUT);
  pinMode(relay, OUTPUT);
  pinMode(servo, OUTPUT);
  pinMode(green_led, OUTPUT);
  pinMode(yellow_led, OUTPUT);
  pinMode(red_led, OUTPUT);
  myservo.attach(9);
  

}

void loop() {
  // put your main code here, to run repeatedly:
  if (Serial.available())//memeriksa apakah terdapat data pada buffer
  {
    char bacaan = Serial.read();
    if (bacaan == '1') //tidak ada gas dan api
    {
      digitalWrite(green_led, HIGH);
      digitalWrite(yellow_led, LOW);
      digitalWrite(red_led, LOW);
      digitalWrite(buzzer, LOW);
      digitalWrite(relay, HIGH);
      putar_servo_tutup(posisi_servo);

    }

    else if(bacaan== '2') //ada gas tetapi tidak ada api
    {
      digitalWrite(green_led, LOW);
      digitalWrite(yellow_led, HIGH);
      digitalWrite(red_led, LOW);
      digitalWrite(buzzer, LOW);
      digitalWrite(relay, HIGH);
      putar_servo_tutup(posisi_servo);
  
      

    }

    else if(bacaan== '3') //tidak ada gas tetapi ada api
    {
      digitalWrite(green_led, LOW);
      digitalWrite(yellow_led, LOW);
      digitalWrite(red_led, HIGH);
      digitalWrite(buzzer, LOW);
      digitalWrite(relay, LOW);
      putar_servo_buka(posisi_servo);
      

    }

    else if(bacaan== '4') //ada gas dan ada api tidak ada korban
    {
      digitalWrite(green_led, LOW);
      digitalWrite(yellow_led, HIGH);
      //blinking menandakan keadaan darurat
      digitalWrite(red_led, HIGH);
      delay(500);
      digitalWrite(red_led, LOW);
      delay(500);
      digitalWrite(buzzer, LOW);
      digitalWrite(relay, LOW);
      putar_servo_buka(posisi_servo);
     

    }

    else if(bacaan== '5') //ada gas ada api dan ada korban
    {
      digitalWrite(green_led, LOW);
      digitalWrite(yellow_led, LOW);
       //blinking menandakan keadaan darura
      digitalWrite(red_led, HIGH);
      delay(500);
      delay(500);
      digitalWrite(buzzer, HIGH);
      digitalWrite(relay, LOW);
      putar_servo_buka(posisi_servo);
    }

      Serial.println(bacaan);
      delay(250);


  }
}

void putar_servo_buka(int pos)
{
  
  for (pos = 180; pos >= 0; pos -=2) { 
    // in steps of 1 degree
    myservo.write(pos);             
    delay(15);   
  } 
}  

void putar_servo_tutup(int pos)
{
  if(pos == 0)
  {
    for(pos = 0; pos>=180; pos+=2)
    {
      myservo.write(pos);
      delay(15);
    }
  }
  else{
    
  }

  
}

5. Flowchart[kembali]

Master


Slave


6. Rangkaian Simulasi[kembali]





7. Hardware dan Video[kembali]








8. Analisis[kembali]

Projek pada rangkaian ini berjudul kontrol kebakaran laboratorium. Dimana menggunakan dua Arduino, flame sensor, ultrasonik sensor, sensoe mq2 dan output motor servo, led, lampu,buzzer dan lcd . Pada input rangkaian Arduino master dihubungkan lansung ketiga sensor yaitu sensor flame untuk mendeteksi api, sensor mq2 untuk mendeteksi gas dan sensor ultrasonik untuk mendeteksi adanya korban di laboratorium dan terpasang LCD . Dan output pada Arduino slave ada nya motor servo untuk membuka pintu, led penanda keadaan ruanagan, lampu memnandakan ruangan aman dipakai atau tidak, buzzer untuk menandakan ada korban.

Kondisi pertama disaat ruangan aman tanpa ada kebocoran gas dan api maka led akan berwarna hijau dan lampu akan hidup serta LCD yang menyatakan ruangan aman. Pada kondisi kedua saat adanya api dalam laboratorium maka flame sesnsor akan aktif dan led akan bewarna kuning serta lampu akan mati dan di lcd akan menyatakan adanya api dan servo akan membuka pintu. Pada kondis 3 saat ada gas yang terdeteksi maka mq2 akan aktif dan led akan bewarna kuning serta lampu yang mati dan pada lcd akan tertera gas bocor dan servo akan membuka pintu. Pada kondisi 4 maka adanya gas bocor serta terdeteksi adanya api maka akan mengakibatkan led bewarna kuning serta lampu mati dan lcd akan menyatakan ruangan bergas dan ada api dan bisa terjadi ledakan dan servo akan membuka pintu. Pada kondisi 4 adanya api dan gas serta korban yang dideteksi sensor flame, sensor mq2, dan sensor ultrasonik. Maka led akan bewarna merah servo akan membuka pintu lcd menyatakan adanya korban serta buzzer yang hidup.

9. Kesimpulan[kembali]

Berdasarkan Alat yang telah dibuat maka didapatkan kesimpulan bahwa dengan menggunakan flame Sensor, Sensor mq2, dan sensor ultrasonik serta arduino dan komponen pendukung lainnya melalui komunikasi UART yang merupakan komunikasi serial dimana sudah dapat didesain prototype untuk kontrol kebakaran laboratorium yang sangat berguna dan mempermudah bagi para pratikan serta orang yang memiliki urusan dengan laboratorium

10. Download[kembali]

Video Rangkaian Download

File Rangkaian Download

Html & materi Download

Datasheet resistor Download

Datasheet relay Download

Datasheet led Download

Program Arduino Master Download

Program Arduino Slave Dowload

Library flame sensor Download 

Library sensor mq2 Download

Library sensor ultrasonik download

Datasheet Arduini Download

Datasheet flame sensor Dowload 

Datasheet sensor mq2 Download

Datasheet sensor ultrasonik download

Datasheet buzzer download 

Datasheet library resistor download

Datasheet motor servo download



[KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA] DAFTAR ISI 1. Abstrak 2. Pendahuluan 3. Metode Penelitian 4. Hasil dan Pembahasan 5. Kesim...